Profesi Penerus Tugas Mulia Para Nabi ; 6 May 2014
Tak ada beda antara tugas nabi yang diutus Tuhan dengan tugas para wartawan. Keduanya mengemban misi yang sama; yaitu menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan. Kira-kira seperti itu keseimpulan teori Jurnalisme Kenabian yang dikembangkan oleh salah satu wartawan senior Indonesia; Parni Hadi.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Pemimpin Umum LKBN Antara tersebut, tugas para jurnalis memiliki kesamaan dengan tugas para nabi dan rasul. Menyampaikan kabar gembira disetarakan dengan menulis berita yang memberikan informasi, mengedukasi, menghibur, memberi advokasi, pemberdayaan, dan mencerahkan. Sementara memberi peringatan disamakan dengan fungsi kontrol sosial yang menjadi tugas para wartawan.
Jurnalisme Kenabian, lanjut Parni Hadi, bukan berarti lemah, justru jurnalisme yang kritis dengan melakukan laporan investigasi yang berani mengungkap kejahatan dengan maksud mencintai sesama. Prophetic Journalism mengharuskan para jurnalis untuk peka pada lingkungan sekitar, sensitif terhadap kejadian, dan adil pada orang yang dizhalimi.
Wartawan yang mendirikan Surat Kabar Republika ini mengatakan, seorang jurnalis harus melakukan olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati untuk mencapai kepekaan serta rasa sensitifitas yang tinggi terhadap keadilan atau ketidakadilan yang berada di hadapannya.
Dengan begitu seorang wartawan tak hanya jadi pandai menulis karya jurnalistik dengan susunan kata-kata yang indah, tapi juga penuh makna. “Semua itu dibingkai dengan kata indah, cinta,” kata Parni Hadi mengatakan bahwa tugas jurnalis meniru hal-hal yang dilakukan para nabi, yakni cinta pada kemanusiaan.
Labels: Keping Ilmu