Tentang Surah al Quran yang Kadang Kita 'Permainkan' ; 12 Feb 2013
Ini berawal dari penolakan hati saya terhadap apa yang saya lihat di salah satu jejaring sosial.
Ya, twitter. Tentang beberapa teman yang sengaja mengungkapkan isi hatinya atau yang ia rasakan atau kondisinya saat itu, dengan meniru sebuah ayat al Quran yang ia modifikasi sendiri. Ada rasa ingin melawan saat saya melihat ini. Hati saya melawan, hati saya terusik, melakukan penolakan diam-diam. Dan ini adalah selemah-lemahnya iman ketika berhadapan dengan ketidakbenaran.
"Fabiayyi' ala irobbikuma tukadziban." "Maka nikmat Tuhan-mu mana lagi yang kamu dustakan?"
Ayat dalam surah Ar Rahman yang diulang sebanyak 31 kali. Ayat ini pula yang 'dipermainkan' oleh beberapa teman saya dengan mengubahnya mengikuti kondisi yang ia alami saat itu. Seperti, 'maka nikmat nasi goreng pinggir jalan manalagi yang kamu dustakan' atau 'maka nikmat kopi panas di pagi hari manalagi yang kamu dustakan?'. Atau ada lagi, "Allah bersama orang-orang yang udah rapi-rapi mau pergi tapi dibatalin gitu aja" atau "Tuhan bersama orang-orang yang ketinggalan kereta" dan semacamnya. Ya, saya menolaknya. Sekali lagi, itu selemah-lemahnya iman saya.
Beberapa hari setelahnya, saya menemukan jawabannya di al Quran. Tentang segala yang mengusik hati saya dan saya entah harus berbuat apa. Saya menemukannya dalam surah At Taubah ayat 64.
"Orang-orang munafik itu takut jika diturunkan suatu surah yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah (kepada mereka), "Teruskanlah berolok-olok (terhadap Allah dan rasulNya)." Sesungguhnya Allah akan mengungkapkan apa yang kamu takuti itu.
Katakanlah (kepada mereka), "Teruskanlah berolok-olok (terhadap Allah dan rasulNya)." Sesungguhnya Allah akan mengungkapkan apa yang kamu takuti itu.
Penggalan ayat ini menerangkan ancaman bagi orang-orang yang mengolok-olok Allah dan rasulNya. Sesungguhnya mereka yang mengubah-ubah ayat sesuai apa yang ia rasakan termasuk ke dalamnya.
Ya, saya tahu, kawan. Itu hanya bercanda. Teman saya (atau mungkin kalian) menulis seperti itu di twitternya bukan untuk ditanggapi serius. Itu hanya sebuah candaan semata. Saya sangat mengerti sekali itu bukan hal serius, dan tak pernah berpikir untuk jadi serius. Tahukah? Ada jawaban tentang candaan itu di At Taubah ayat 65.
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah, "Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayatNya serta rasulNya kamu selalu berolok-olok?"
Saya mengambil ini sebagai pelajaran. Saya muslim, hati saya menolak ketika melihat ayat Allah 'dipermainkan', dan Allah memberikan jawabannya lewat al Quran. Dan pada surah At taubah ayat 66 dikatakan.
"Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa."
Kawan, saya seorang muslim. Dan mengingatkan, hanya mengingatkan, menjadi kewajiban saya terhadap muslim yang lain.