Ayo Main! ; 5 Oct 2011

Kita adalah bocah kecil, yang gemar memainkan permainan. Yang pertama Adu Diam. Kau dan aku harus bertemu pada satu waktu dan tempat. Kita saling lihat, menyilang tatap. Namun tak boleh ada yang berbicara, kecuali hati kita. Jangan biarkan rasa itu mengalir ke wajah, atau berubah kata. Entah itu rindu membuncah, tangis dalam dada, kesepian yang meronta-ronta, atau sisa cinta yang masih ada. Diam. Bungkam rasa dan bahasa sesunyi dini hari. Seorang yang kalah adalah ia yang pertama berbicara sesuatu yang tidak perlu, seperti aku rindu kamu misalnya.

Permainan kedua, Pura-Pura Baik-Baik Saja. Ya, pura-puralah selayaknya kau tak apa-apa. Pura-puralah kita tak pernah jatuh cinta, pura-puralah tak pernah ada luka di hati kita, pura-puralah tak pernah terjadi apa-apa. Layaknya seekor kucing yang tak pernah kenal siapa pasangannya seusai ia bercinta. Tak ada kenangan, tak ada masa lalu untuk diceritakan. Yang kalah, adalah ia yang pertama menitikan air mata.

Yang terakhir, adalah permainan Menyembunyikan Cinta. Karena cinta bisa berubah jadi apa saja, termasuk sesuatu yang bisa hidup kembali setelah lama mati. Jika seorang manusia pernah saling mencintai, ketika berpisah rasa itu tidak sepenuhnya mati. Tapi bersembunyi di sudut paling rahasia tubuh manusia. Di belakang retina, yang akan hidup kembali jika menatap terlalu lama. Di guratan garis tangan, yang akan hidup kembali bila kita bergenggaman. Di sela-sela suara, yang akan hidup kembali bila diantara kita menyebut nama. Di tiap degup jantung, yang akan hidup kembali bila kita berpelukan. Seseorang kalah, apabila terlihat buritan cinta menyembul di saku kemejanya.

Namun permainan ini akan berakhir tanpa ada yang kalah. Bila seorang diantara kita keluar dari permainan: sudah benar-benar baik-baik saja.dan sudah tidak menyembunyikan cinta. Dan salah seorang lagi, mau tak mau juga harus keluar dari permainan. Atau memilih bermain permainan ini seorang diri.

Labels:

permalink | 0 comments (+)

« BACK FORWARD »