Teruslah Merinai, Hujanku ; 24 Aug 2010
Di tengah irama rintik ini, aku terus melangkah
Terus saja sampai aku bertemu suatu tempat, yang mempertemukan sebuah mimpi dengan dunia nyata
Aku memang berjalan sendiri, walau tak ada kau puan,
Tapi hujan ini menemani...
Tiap rinainya tercium wangi tubuhmu,
Sejuknya adalah transformasi hatimu,
Di suara rintiknya aku mendengar suaramu,
Ya, suaramu...
Membisikan tiga kata perpisahan
Mengucapkan kecintaanmu pada Tuhan
Atau... tawa renyahmu yang kadang tak ingat kalau puannya wanita yang indah
Aku akan selalu ingat tawamu
Wajah bahagiamu
Atau... muka merah jambumu saat merajuk
Cerita itu,
Kan kukenang untukku sendiri
Kan terus tersimpan dalam hati
Agar saat aku merindumu
Aku bisa membukanya, mengingatmu, mendengar kau merinai,
Tersenyum membayangkan semua saat manis itu
Terus merinai wahai hujanku
Jangan berhenti melangkah wanitaku
Bumi sudah cukup basah dengan hujan, tak perlu lagi air matamu
Gunakan sayapmu batari, terbanglah...
Kau adalah Haur, seperti wanita yang kau cintai pernah bilang
Terbanglah ke barat, Eropa, Ankara... Negeri impianmu
Berjanjilah, kita akan bertemu di suatu tempat di benua barat itu
Kau, aku, dan dia...
Turki, Inggris, Jerman...
Jangan takut puan,
Kita punya Tuhan yang sama
Dengarlah hei wanita hujan...
Aku selalu bahagia, aku selalu tersenyum, aku selalu berdoa
Saat Tuhan menurunkan hujan,
Karena saat itu,
Serasa kau ada di dekatku...
Labels: Puisi