Salah Satu Hal Paling Berharga ; 30 Sept 2009
Sahabat...
Terlalu banyak analogi dan kiasan untuk melukiskan kata yang satu itu.
Butuh puluhan, bahkan ratusan halaman untuk menuliskan makna, menggambarkan rasa dan menceritakan kisah tentang sahabat.
Sahabat di hidupku bagaikan oksigen. Tak mungkin aku hidup tanpa menghirupnya.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya bila tak ada yang namanya sahabat di saat aku tengah terpuruk.
Mungkin, seperti terhisap dalam lumpur hidup seorang diri. Menelanku semakin dalam, semakin dalam, tiada tangan yang bisa kuraih sebagai pegangan, hingga akhirnya menguburku dalam keterpurukan.
Dan juga, apalah artinya menikmati matahari jingga yang bergulir meninggalkan langit senja, seakan menyelami lautan, di atas pasir pantai tanpa seorang teman untuk berbagi kebahagiaan yang membuncah dalam hati.
Hanyalah hampa dan sepi yang kan kau dapati.
Dan aku pun tak mau tau bagaimana rasanya bila tak ada bahu untuk menumpahkan tangis, tak ada telinga untuk mendengarkan kisah, dan tak ada lisan yang mengucapkan nasihat bijak saat diri di rundung masalah.
Lagi pula... tawa lepasnya, leluconnya, tingkah bahkan ejekannya adalah sesuatu yang akan kau inginkan saat sepi menyelimutimu.
Satu hal, yang akan membuatmu tersenyum lebar dan menyulut api semangat di dalam dada.
Yaitu, ketika seorang sahabat memberi semangat dan mempercayaimu 100% bahwa kau akan berhasil menggapai impianmu.
Namun dalam seutas tali persahabatan tak akan hanya ada kisah manis di dalamnya. Kau akan mendapati dan merasakan asam pahitnya juga.
Bersyukurlah Tuhan menguji persahabatanmu dengan masalah.
Karena dengan suatu masalahmu dengan sahabatmu, kau akan tau letak kekuranganmu masing - masing, kau akan tau betapa ego berdiri tegak menghalangi persahabatanmu.
Dan karena masalah itu kau akan mengenal sahabatmu lebih dekat, kau akan menyelami persahabatanmu lebih dalam dan menemukan harta karun di dalamnya. Kau akan mengerti betapa berharganya sahabatmu.
Yang akan meneteskan air yang terbendung di pelupuk matamu apabila kau kehilangan sahabat sejatimu.
Di akhir tarian pena ini, terlintas sebuah pertanyaan.
Bagaimanakah jadinya bila tak ada yang namanya sahabat di dunia ini?
Aku tak mau menjawab, karena ribuan yang akan tercipta.
Cukup hati yang mengetahui rasa kehilangan satu hal penting dalam jiwanya itu.
Ada istilah mantan pacar,
tapi tak akan pernah untuk mantan sahabat.
NB: especially for my best friend i present this note.
Labels: Tarian Bebas Sebuah Pena