Untuk Mereka dan Ikatannya Yang Aku Kagumi ; 26 Aug 2010


Sejujurnya aku ingin merubah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sangat ingin. Aku ingin menambahkan satu perbendaharaan kata di dalamnya. Juga tentang pengertiannya. Yaitu satu kata di atas kata Sahabat.
Entah apa kata yang tepat untuk dapat mewalikan satu rasa, satu arti, satu rupa di atas kata sahabat. Kalau aku boleh egois dan sok narsis, akan kupakai kata Aditya untuk mewakilinya. Seperti para penemu lain memakaikan nama mereka pada benda penemuannya.
Tapi aku menyadari, rasa itu terlalu indah untuk dapat diwakilkan oleh sebuah kata. Karena rasa itu lebih dari sekedar indah. Rasa itu bisa membuat kalian tersenyum, tertawa, menangis, rindu, bermimpi, saling menyayangi, saling melindungi, saling mengenang, saling menopang dan… ah, perbendaharaan kataku tak cukup untuk mewakili itu. Cukup hati kalian yang mengetahui seberapa berharganya kalian satu sama lain. Tentu kalian lebih tahu dariku, karena kalian yang merasakan. Karena kalian lah pemainnya, aku hanyalah penonton yang mengagumi kalian dan ikatan itu. Kalian yang memutuskan apakah akan berhenti untuk menaklukan dunia atau tidak, berhenti bermimpi atau tidak, dan menyerah begitu saja pada lelah. Tapi aku sangat yakin 100%, 1000%, 1juta% bahwa kalian bukanlah pecundang yang mudah menyerah pada dunia begitu saja. Karena aku tahu kalian adalah pejuang, penakluk dunia, penakluk mimpi. Kalian pejuang bagi diri kalian, kalian pejuang bagi sahabat kalian, kalian pejuang bagi mimpi kalian. Dan aku pun tahu kalian bukanlah orang - orang egosentris, kalian pejuang bagi organisasi kalian, kalian pejuang bagi Indonesia kalian, kalian pejuang bagi agama kalian. Kalian tak pelit ilmu, kalian bukan orang – orang tak peduli, kalian bukan penyerah, kalian rela berdarah – darah bahkan tidak hanya bagi diri kalian, tapi kepada orang – orang yang masih haus akan ilmu dan menghargai segala sesuatu.
Bagiku, hubungan kalian lebih indah daripada hubungan sepasang kekasih. Bagiku, kalian adalah bintang ganda bila diibaratkan dalam ilmu astronomi. Bagiku, kalian adalah bintang massif bila diibaratkan dalam kategori bintang. Kalian memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Dan cinta dan kasih sayang kalian menutupi satu sama lain.
Tak hanya aku, kurasa Pelangi pun iri dengan persahabatan kalian. Ikatan yang kalian jalin lebih berwarna dari warna warni pelangi. Kalian menciptakan warna – warni baru di hidup kalian yang lebih dari Mejikuhibiniu. Bila dihubungkan dengan umur persahabatan, bintang pasti cemburu dengan kalian. Karena bintang pun memiliki umur dan pasti mati walau mereka bisa hidup bermilyar – milyar tahun lamanya. Bintang akan bersupernova di hari terakhirnya. Kalian, kurasa sudah bersupernova yang menciptakan keindahan di luar angkasa tanpa perlu sebuah ledakan.
Bukan hanya kalian, aku pun tak rela bila ikatan satu sama lain itu terputus. Aku pun lebih setuju hubungan diplomatik Indonesia – Amerika terputus dibanding hubungan teramat indah kalian itu terputus. Ingatlah tawa, senyum, tangis, mimpi, yang telah kalian bagi selama ini. Semua itu tak bisa dibeli, ditukar dengan materi, atau dihargai dengan segala bentuk benda yang membuat manusia menjadi tamak. Kalau perlu, jadikan hubungan itu setara harganya dengan harga diri dan nyawa.
Kalau boleh aku ikut campur, aku akan meminta pada Tuhanku agar persahabatan kalian tak pernah berakhir. Bila salah satu diantara kalian mati lebih dulu, ingatlah batu nisan sekali pun tak akan mampu pisahkan dunia kalian.
“Tubuhmu boleh mati, tapi jiwamu tetap hidup dihatiku.”
“Kau dan aku. Kita untuk selamanya.”
Untuk
Mona dan
Luna“Kita akan berjalan masing-masing mengejar cita-cita kita, impian kita dan janji-janji yang pernah kita ucapkan. Tapi, aku masih ingat semua nasihat, masukan dan tak banyak kritikan yang kau katakan padaku. Karna kau paling tau cara mengendalikanku.”“Hingga akhirnya saya benar-benar sampai keluar pintu gerbang, menjauhi semuanya. Ruangan itu, gedung itu, patung itu ..cuma kamu yang saya ingat.”Juga
Dini dan
Desma“Banyak hal. Sangat banyak hal pengen gw teriakin di depan air laut, betapa hidup ini udah banyak memberi untuk gw. Dengan adanya lo salah satunya.”“Ingat mimpi terbesar kita? Pokoknya, wajib musti penting harus gag boleh nggak merealisasikan mimpi UKHTIVIS kita. :) Okok!”Terima kasih atas semua hal,
dan pelajaran yang kalian tidak menyadarinya telah mengajarinya padaku.
Jakarta 11 Juni 2010
Labels: Tarian Bebas Sebuah Pena